#3 SKENARIO TENTANGMU

setidaknya ketika batinku menemukan jalan mengarah ke pintu yang sering kau bertamu, logikaku memberikan keleluasan kepada tuan hati menuntaskan penasaran yang membenak. Aku benar-benar hampir menyentuh pintu, namun entah apa dan mengapa tanganku terhenti. Rasanya ini tidak benar dan keputusan memberikan kebebasan untuk mengizinkanmu berjalan beriringan itu salah, kau menyerah.

Sekali lagi ternyata kau sama saja dengan yang lainnya. Perhatianmu yang ku simpan rapi di salah satu ruang memori favorit, seketika hancur berantakan. Ini diluar kendaliku, kalau dihadapkan kepada dua pilihan aku tidak ingin membiarkan sehelai pun runtuh bersamaan dengan tubuhku yang ikut merasakan konflik batin. Ini adalah respon yang wajar ketika sesuatu asing dari luar tubuh tiba-tiba menghunus tepat dipusat perlindunganku. Aku sungguh takjub dengan mekanisme tubuh mengekspresikan diri, ketika dalam bahaya dan ini tidak bisa dibuat-buat. Ketika kau merasa sedih mengekang bagaimana respon hati terhadap tubuhmu? tentu saja seakan-akan semuanya terlihat tidak adil bagimu saat itu, membuatmu menyendiri.

Begitulah tubuh ketika terjadi sakit di organ paling sensitif bahkan jika itu hanya kata yang tak nampak di mata bahkan tak dapat disentuh oleh jemari, tapi siapa yang bisa menjelaskan? bagaimana kata-kata itu bekerja membuat seseorang terpuruk, tersakiti bahkan keinginan bunuh diri hanya karena hal yang gaib itu. Jadi, dari sisi mana dari dirimu yang harus kupercaya? katamu pegang janjiku, bagaimana tanganku menggenggam sedangkan kau saat ini mempertimbangkan pilihan lain diluar sana? Apakah begini caramu menjalani hidup?

Janganlah mencari-cari pembenaran atas semua kesalahan. Jangan membuat dirimu terlalu pusing, bersantailah untuk waktu yang lama kedepan. Sebab untuk menjatuhkan hukuman bersalah padamu kurasa tidak berguna bagiku, dan saya rasa ini hal yang tidak asing lagi di kehidupan remaja bahkan dewasa, sudah rahasia umum.

Aku tidak ingin menyibukkan diri hanya karena kau membuat sebagian waktuku kehilangan jatah bahagia dan harus terganti dengan lamunan masa lalu yang lagi-lagi membuatku menarik napas dalam-dalam.

Mari sejenak menikmati sandiwara hidup ini, duduk beralaskan tanah, bersandarkan udara, beratapkan langit. Iring-iringan awan mengitari langit terhampar memenuhi pelupuk mata. Angin lirih meniup lembut wajah sendu, sedang termangu menyaksikan drama yang terjadi antara senja yang segera pulang untuk digantikan kehadirannya oleh purnama. Hatiku masih mampu merasakan indahnya janji itu tersaji dihadapanku. Tidak ada lisan yang berikrar tentang itu, bahkan senja ingin beranjak memberikan tempat bagi purnama terlihat sangat romantis. Tubuhku kubiarkan tenggelam bersama bayangan yang sempurna menyatu denganku, seperti inikah perasaan tulus yang seharusnya kudapatkan darimu kemarin? –aku hampir tidak tau kau sebenarnya nyata atau permainan imajinasiku saja?.

Pada akhirnya waktu benar-benar berbicara. Memperlihatkan sebagian orang tercipta sungguh benar-benar hanya untuk membuatmu belajar darinya walaupun jika ingin berargumen seharusnya kaulah yang diberi pelajaran. Datang dan pergi, aku tidak akan mengatakan seenaknya tentangmu seolah-olah kriminal nomor satu karena untuk urusan ini hukum sama sekali tak berguna. Hanya saja kedatanganmu yang membuat pikiranku tiba-tiba memutar mundur cerita diawal pertemuan, sempurna mengalihkan sebagian duniaku yang sedu sedan itu.

Aku tidak habis pikir bagaimana skenario memainkan perannya, merancang setiap detik kejadian. Hal ini sungguh jauh berbeda ketika kau beranjak pergi. Caramu meninggalkan memang tidak semenyeramkan kebanyakan orang, tetapi untukku meninggalkan atau apalah namanya tidak pernah menyenangkan terlepas dari cara meninggalkan. Apakah kau merasa nyaman ketika seseorang meninggalkanmu ? tidak. Sama sekali tidak ada yang menyenangkan.
Jika suatu hari mereka menanyakan detail kisah ini, kumohon jangan berlagak seakan-akan akulah pelakunya. Bukan karena ingin aku membela diri agar terlihat baik dimata orang. Aku hanya tidak ingin kau mengarang kisah yang sama sekali tak pernah ku lakukan.

Aku benci kebohongan yang menyebar dimana-mana, salah satunya dirimu.


-The End-

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Buat Blog di WordPress.com.

Atas ↑

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai